Etika dalam email marketing
Pernahkan Anda mendapat email tentang penawaran produk tertentu (seminar, bisnis, ebook, dll) padahal Anda tidak pernah berhubungan dengan orang tersebut sebelumnya? Dan apakah Anda tertarik ? Saya yakin kemungkinan besar daripada Anda akan :
1. Cuek
2. Dibaca tapi langsung unsubscribe
Untungnya kalau pengirimnya menggunakan autoresponder, sehingga Anda bisa unsubscribe. Tapi bagaimana jika tidak ada tombol unsubscribe ? Inilah yang namanya kegiatan spamming atau “nyepam”.
Spam adalah penggunaan perangkat elektronik untuk mengirimkan pesan secara bertubi-tubi tanpa dikehendaki oleh penerimanya. Orang yang melakukan spam disebut spammer. Tindakan spam dikenal dengan nama spamming.
Saya cukup heran ketika melihat ada seorang internet marketer yang menggunakan cara-cara spamming dalam email marketing. Email-email discrapping dengan menggunakan software, lalu email-email tersebut dimasukkan ke software pengirim email massal, dan kemudian di blast sebuah email penawaran / promo dlsb. Hal yang menurut saya kurang etis untuk dilakukan, apalagi oleh internet marketer senior.
Apakah Anda tidak merasa jengkel jika menerima email tanpa permisi sebelumnya? Jika Anda merasa tidak nyaman ketika menerima email spam, apakah Anda juga akan melakukannya untuk orang lain ? Biarlah hati Anda yang menjawabnya.
Gunakan etika dalam bermarketing melalui email 🙂